Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara
umum atau rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada
sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward,
anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik.
Anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus sehubungan
dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Mereka yang
digolongkan pada anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan
ganngguan atau kelainan pada aspek :
1. Fisik/motorik a.l.
cerebral palsi, polio
2. Kognitif :
mentalretardasi, anak unggul ( berbakat )
3. Bahasa dan bicara
4. Pendengaran
5. Penglihatan
6. Sosial emosi
Anak
tersebut membutuhkan metode, material, pelayanan dan peralatan yang khusus agar
dapat mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak-anak tersebut mungkin akan
belajar dengan kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda.
Walaupun mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak
secara umum, mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama. Hal ini
dapat dimulai dengan cara penyebutan terhadap anak dengan kebutuhan khusus
Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Penyebab anak berkebutuhan khusus
terjadi dalam beberapa periode kehidupan anak, yaitu :
a.
Sebelum kelahiran
Penyebab
yang terjadi sebelum proses kelahiran, dalam hal ini berarti ketika anak dalam
kandungan, terkadang tidak disadari oleh ibu hamil. Faktor-faktor tersebut
antara lain :
- Gangguan Genetika : Kelainan
Kromosom, Transformasi
Kelainan
kromosom kerap diungkap dokter sebagai penyebab keguguran, bayi meninggal
sesaat setelah dilahirkan, maupun bayi yang .Gejala-gejala yang umum adalah
tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya
jumlah protein di urin. Keracunan kehamilan
sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang memiliki sejarah
keracunan kehamilan di keluarganya. Resiko lebih tinggi terjadi pada wanita
yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil di atas usia
40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan
ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami keracunan kehamilan .
Penyebab sesungguhnya masih belum diketahui.
Cara
mengatasinya adalah dengan cara melahirkan untuk melindungi bayi dan ibunya.
Namun jika kelahiran tidak memungkinkan karena usia kandungan yang terlalu
dini, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi keracunan
kelahiran sampai bayi dinyatakan cukup umur untuk bisa dilahirkan.
Langkah-langkah tersebut meliputi penurunan tekanan darah dengan cara istirahat
total (bed-rest) atau dengan obat-obatan yang direkomendasi dokter, dan
perhatian khusus dari dokter.
- Pengguguran
Gugur
kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Secara medis, pengguguran kandungan adalah berakhirnya kehamilan sebelum fetus
dapat hidup sendiri diluar kandungan. Batas umur kandungan 28 minggu dan berat
fetus kurang dari 1000 gram.
Penyebab
penggguran kandungan antara lain : kelainan ovum (kelainan kromosom); penyakit
ibu (Infeksi akut, kelainan endokrin, trauma, kelainan kandungan); kelainan
Plasenta; gangguan hormonal; dan Abortus buatan/ provokatus (sengaja di
gugurkan). Penggguran kandungan dikarenakan hal-hal seperti : kerja fisik yang
berlebihan; mandi air panas; melakukan kekerasan di daerah perut;
obat pencahar; obat-obatan dan bahan-bahan kimia; electric
shock untuk merangsang rahim; dan menyemprotkan cairan ke dalam liang vagina.
- Lahir Prematur
Menurut dr Suyanto, Sp.OG,
Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Budi Kemuliaan, bayi prematur
adalah bayi yang lahir kurang bulan menurut masa gestasinya (usia
kehamilannya). Adapun masa gestasi normal
adalah
38-40 minggu. Dengan demikian bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum masa
gestasi si ibu mencapai 38 minggu.
b. Selama proses kelahiran
Setiap ibu berharap mengalami
proses melahirkan yang normal dan lancar. Berikut akan dibahas beberapa proses
kelahiran yang dapat menyebabkan anak berkebutuhan khusus, antara lain :
- Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan
oksigen
Tanda-tanda
bayi lahir prematur sama seperti bayi lahir normal, hanya saja proses
pelahirannya lebih awal dari seharusnya. Proses melahirkan yang lama dapat
mengakibatkan bayi kekurangan oksigen.
Penyebab
bayi lahir prematur terbagi dalam dua hal, dari sang ibu dan bayi itu sendiri.
Sebab yang berasal dari ibu antara lain : pernah mengalami keguguran (abortus)
atau pernah melahirkan bayi prematur pada riwayat kehamilan sebelumnya; kondisi
mulut rahim lemah sehingga rahim akan terbuka sebelum usia kehamilan mencapai
38 minggu; si ibu menderita beberapa penyakit (semisal penyakit
jantung, darah tinggi, kencing manis, gondok); ibu yang sangat muda (kurang
dari 16 tahun) dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun). Sementara sebab yang
berasal dari bayi sendiri antara lain : bayi dalam kandungan berat badannya
kurang dari 2,5 kilogram; kurang gizi; posisi bayi dalam keadaan sungsang. 10
- Kelahiran dengan alat bantu : Vacum
Vacum adalah suatu
persalinan buatan dengan cara menghisap bayi agar keluar
lebih cepat.
Vacum ini dikhawatirkan membuat kepala bayi terjepit sehingga akan terjadi
kecelakaan otak gangguan pada otak.
- Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu
Kehamilan yang terlalu
lama dikhawatirkan membuat keadaan bayi di dalam rahim mengalami kelainan dan
keracunan air ketuban. Karenanya jika usia kandungan sudah melewati masa
melahirkan dianjurkan pada ibu hamil untuk segera melahirkan dengan cara yang
memungkinkan sesuai kondisi ibu dan bayi.
c. Setelah kelahiran
Setelah proses kelahiran
pun tidak otomatis bayi aman dari kelainan yang mengakibatkan nanti anak
menjadi berkebutuhan khusus. Berikut beberapa hal yang menyebabkan anak
berkebutuhan khusus tersebut antara lain :
- Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus
Penyakit TBC adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang menyerang
paru-paru. Setelah proses kelahiran, bayi dikhawatirkan teserang bakteri atau
virus yang dapat menyebabkan penyakit tertentu dan menyebabkan kelainan pada
anak secara fisik maupun mental.
- Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)
Gizi merupakan unsur yang
sangat penting di dalam tubuh. Dapat dibayangkan jika bayi mengalami kekurangan
gizi, kelainan apa saja yang dapat dialaminya di masa kehidupannya mendatang.
Kelainan yang akan dialami anak mencakup kelainan fisik, mental, bahkan
prilaku. Karenanya gizi harus dipenuhi setelah anak lahir, baik dari ASI dan
juga nutrisi makanannya.
- Kecelakaan
Pada
bayi, umumnya kecelakaan terjadi karena jatuh, tergores benda tajam, tersedak,
tercekik atau tanpa sengaja menelan obat-obatan dan bahan kimia yang diletakkan
di sembarang tempat. Kecelakaan seperti ini disebabkan kelalaian orang dewasa
di sekitarnya.
- Keracunan
Bahaya
keracunan yang sering terjadi pada anak adalah menelan obat berlebihan
(overdosis) karena orang tua menaruh obat sembarangan. Potensi keracunan
lainnya menelan cairan kosmetik ibunya, cairan pembersih untuk rumah dan cairan
pembasmi serangga, dan bahan beracun lainnya.
Untuk
menghindarinya, berikut yang harus dilakukan: letakkan semua barang-barang yang
menimbulkan potensi keracunan seperti bahan-bahan pembersih, pewangi
pakaian, pupuk, dan lainnya di tempat tinggi dan tak mudah dijangkau. Bila perlu,
kunci lemari khusus tersebut. Simpanlah tetap bersama pembungkusnya. Penggguran
kandungan dikarenakan hal-hal seperti : kerja fisik yang berlebihan; mandi air
panas; melakukan kekerasan di daerah perut; obat pencahar; obat-obatan dan
bahan-bahan kimia; electric shock untuk merangsangca kesulitan untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan penglihatan namun dapat
menyelesaikan tugas tersebut dengan menggunakan strategi pendukung penglihatan,
melihat dari dekat, penggunaan alat-alat bantu modifikasi lingkungan sekitar.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus
a. Anak
dengan gangguan penglihatan
(Tuna
Netra)

Tuna
netra adalah gangguan daya penglihatan, berupa kebutaan menyeluruh atau
sbagian, dan walaupun mereka telah diberi pertolongan alat bantu khusus mereka
masih tetap mendapat Pendidikan khusus.
Kehilangan kemampuan penglihatan
adalah suatu kondisi dimana fungsi penglihatannya mengalami penurunan mulai
dari derajat yang ringan hingga yang paling berat. Ada dua kategori besar yang
tergolong dengan kehilangan kemampuan penglihatan yaitu:
1) Low vision yaitu, orang yang mengalami kesulitan untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan penglihatan namun dapat
menyelesaikan tugas tersebut dengan menggunakan strategi pendukung penglihatan,
melihat dari dekat, penggunaan alat-alat bantu dan juga modifikasi lingkungan
sekitar.
2) Kebutaan yaitu, orang yang kehilangan kemampuan
penglihatan atau hanya memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya cahaya atau
tidak.
Penyebab
terjadinya kehilangan kemampuan penglihatan adalah karena adanya permasalahan
pada struktur atau fungsi dari mata. Anak dengan gangguan penglihatan Ciri-ciri
Tuna Netra :
- Tidak
mampu melihat
- Tidak
mampu mengenali pada jarak 6 meter
- Kerusakan
nyata pada kedua bola mata
- Sering
meraba-raba/tersandung waktu berjalan
- Mengalami
kesulitan saat mengambil benda kecil di sekitarnya
- Bagian
bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering
- Peradangan
hebat pada kedua bola mata
- Posisi
mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak, antara lain mata bergoyang-goyang
terus
Karakteristik
1) Secara kognitif mengalami
gangguan karena memiliki keterbatasan dalam variasi dan rentang pengalaman yang
didapatkan, mobilitas dan interaksi dengan lingkungan menjadi terhambat. Namun
pada beberapa orang dengan kehilangan kemampuan penglihatannya memiliki
kemampuan kognitif yang baik bahkan berbakat.
2) Secara akademis apabila ia
tidak mengalami keterbatasan secara kognitif maka ia dapat memperlihatkan hasil
belajar yang baik asalkan lingkungan sekitar memberikan dukungan yang penuh
dengan alat-alat bantu yang memadai.
3) Secara sosial dan emosional
anak dengan kehilangan kemampuan penglihatan dapat mengalami kesulitan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial karena ia sulit untuk dapat
mengamati, menirukan dan menunjukkan tingkah laku sosial yang tepat. Agar
ketrampilan sosial ini dapat berkembang maka anak-anak tersebut harus
mendapatkan instruksi yang sifatnya sistematis dan langsung yang berkaitan
dengan aspek-aspek sosial emosional yang harus dilakukan.
4) Dalam berperilaku seringkali
terlihat kurang matang, merasa terisolasi dan kurang asertif terutama sekali
jika lingkungan kurang kondusif. Selain itu ada perilaku stereotip yang dimunculkan
seperti mengerjapkan mata, menjentikan jari, menggoyangkan badan atau kepala,
atau menggeliatkan badan.
Hal ini sering muncul dikarenakan
mereka kehilangan stimulasi sensori, terbatasnya gerakan dan aktivitas mereka
dilingkungan, kurangnya interaksi sosial.
Untuk
dapat mengidentifikasi apakah seorang anak itu mengalami kehilangan kemampuan
penglihatan maka ia harus dirujuk kepada ahlinya yaitu dokter mata atau ahli
mata terlatih dengan demikian akan diketahui sejauh mana anak tersebut
kehilangan kemampuan penglihatannya dan perlakuan yang harus diberikan
kepadanya.
Cara
membantu anak dengan gangguan penglihatan
a. Karena anak-anak yang buta
tidak dapat menangkap informasi melalui penglihatan mereka, guru harus
menggunakan indra pendengar, peraba, pengecap, dan pembau saat menyampaikan
pelajaran. Guru harus semaksimal mungkin menggunakan kesempatan mengajar
melalui indera- indera tersebut. Guru harus dapat melibat semua indera untuk
membantu indera penglihatan.
b. Guru sebaiknya mengingat bahwa
humor dan intonasi suara merupakan hal yang penting ketika mengajar anak yang
memiliki kelemahan pada penglihatan ini.
c. Penjelasan verbal yang
diberikan guru harus jelas dan tidak berbelit-belit. Guru harus spesifik dalam
memberikan perintah atau meminta tanggapan. Hindarilah penjelasan atau
pertanyaan yang tidak jelas.
d. Karena beberapa anak yang
memiliki kelemahan dalam penglihatan menggunakan braille, harus disediakan
semua bahan pembelajaran dalam bentuk braille.
e. Guru harus menggunakan musik
yang dapat memberikan rasa aman, merangsang pikiran, dan membantu murid yang
buta untuk membangun konsep pebelajaran. Musik juga dapat memberikan kesempatan
pertumbuhan mental, spiritual, dan sosial.
f. Krayon, kertas, pensil, tanah
liat, dan cat air semuanya dapat membantu anak yang memiliki kelemahan pada
penglihatan untuk mengekspresikan emosi mereka. Bantulah mereka untuk
mengekspresikannya melalui seni dan keterampilan. Meskipun untuk melakukannya
mereka membutuhkan bimbingan yang lebih daripada anak-anak lain.
g. Bermain peran membantu anak
mengingat peristiwa, ide-ide, dan situasi. Kegiatan ini juga dapat membantu
mereka mengingat kejadian-kejadian di rumah mereka dan situasi lainnya.
Berbagai pengalaman dapat diperagakan, bahkan pengalaman-pengalaman dari
situasi nyata yang dialami oleh anak.
b.Anak dengan gangguan pendengaran ( Tuna Rungu )

1) Faktor genetik. Pengaruh
genetik dapat menyebabkan cacat tulang telinga bagian tengah, sehingga
mengakibatkan berkurangnya pendengaran.
2) Faktor lingkungan/pengalaman.
Lingkungan yang mempengaruhi pendengaran biasanya berupa serangan penyakit,
misalnya campak, radang telinga, pemakaian obat-obatan, trauma suara terlalu
keras.
Anak
dengan gangguan pendengaran Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam
mendengar bunyi, ketunarunguan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori,
yaitu:
1. Ketunarunguan ringan, yaitu
kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB
(decibel, disingkat dB, ukuran untuk intensitas/tekanan pada bunyi)). Mereka
sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan
dalam percakapan.
2. Ketunarunguan sedang, yaitu
kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB.
Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah
pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat
terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
3. Ketunarunguan berat, yaitu
kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 65-95 dB.
Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara
dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin
dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.
4. Ketunarunguan parah , yaitu
kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau
lebih keras. Percakapan normal tidak mungkin baginya, ada yang dapat terbantu
dengan alat bantu dengar tertentu, sangat bergantung pada komunikasi visual.
Ciri-ciri Tuna Rungu :
1. Tidak mampu dengar 2.
Terlambat perkembangan bahasa
3. Sering menggunakan
isyarat dalam berkomunikasi
4. Kurang / tidak tanggap
bila diajak bicara
5. Ucapan kata tidak jelas
6. Kualitas suara
aneh/monoton.
7. Sering memiringkan
kepala dalam usaha mendengar
8. Banyak perhatian
terhadap getaran
9. Keluar nanah dari kedua
telinga
10. Terdapat kelainan
organis telinga
karakteristik
1) Gangguan pendengaran sangat
ringan (27 – 40 dB). Pada tingkat ini anak hanya kesulitan mendengar suara yang
sayup-sayup atau dari jarak yang jauh.
2) Gangguan pendengaran taraf
ringan (41 – 55 dB). Pada tahap ini anak sudah membutuhkan alat bantu dengar
agar dapat menerima informasi percakapan. Minimal ketika percakapan terjadi
harus dalam posisi saling berhadapan.
3) Gangguan pendengara taraf
sedang (56 – 70 dB). Pada tahap ini anak mulai kesulitan dalam memahami
percakapan, kecuali diucapkan dengan sangat keras.
4) Gangguan pendengaran taraf
berat (71 – 90 dB). Anak sangat sulit mendengar suara walau dengan alat bantu
sekalipun, tetapi masih dapat mendengar sangat sayup.
5) Gangguan pendengaran taraf
sangat berat (≥ 90 dB). Anak yang berada di tahap ini sudah tidak dapat
mendengar suara apapun, hanya getaran saja yang dapat dirasakannya. Pada
umumnya anak pada tahap ini mengandalkan penglihatan sebagai alat komunikasi
utamanya.
Cara
membantu anak dengan gangguan pendengaran
a.
Menjelaskan setiap kegiatan yang dilakukan, mengapa dilakukan dan harus
diselesaikan dengan visual suport.
b. Selalu
menggunakan gambar dan tulisan untuk menjelaskan suatu objek, konsep, dan
bahasa.
c.
Menjelaskan hal-hal yang dilihat selama dalam perjalanan atau yang menarik
perhatian anak.
d.
Berbicara dengan jelas, tepat, dan dalam tekanan yang normal pada anak.
e.
Tunjukkan ekspresi yang jelas untuk mewakili apa yang dibicarakan agar anak
dapat membaca mimik dan bibir sehingga dapat mengerti maksud pembicaraan.
c. Anak retardasi mental ( Tuna Garhita )

Tuna grahita diklasifikasikan
tiga kelompok :
1.
Kelompok mampu didik, IQ 68-78
2. Kelompok
mampu latih, IQ 52-55
3. Kelompok
mampu rawat, IQ 30-40
Tunagrahita
adalah kondisi kelainan/keterbelakangan mental, (retardasi mental) atau tingkah
laku akibat kecerdasan yang terganggu, yang disebabkan oleh fungsi-fungsi
kognitif yang sangat lemah. Adakalanya cacat mental dibarengi dengan cacat
fisik sehingga disebut cacat ganda . Misalnya, cacat intelegensi yang mereka alami
disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat pada mata), ada juga yang
disertai dengan gangguan pendengaran. Adanya cacat lain selain cacat
intelegensi inilah yang menciptakan istilah lain untuk anak tunagrahita yakni
cacat ganda. American Association on Mental Retardation mendefinisikan
anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak yang memiliki fungsi
intelektual di bawah rata-rata, terlihat memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif
yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep, keterampilan sosial dan
praktik perilaku adaptif dan terjadi pada rentang usia perkembangannya yaitu di
bawah 18 tahun. Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini terbagi atas:
1) Saat prenatal, biasanya
dikarenakan adanya abnormalitas dari kromosom. Contohnya adalah Down
Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome,
Phenylketonuria, infeksi yang disebabkan oleh virus Toxoplasmosis.
2) Saat Perinatal, biasanya terjadi
selama atau seketika setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur dengan berat
badan lahir rendah, sangat kecil, kekurangan oksigen pada waktu lahir,
penggunaan alat bantu seperti forcep yang kurang tepat.
3) Post natal, bisa saja ketika
selama kehamilan dan saat kelahiran anak tidak mengalami gangguan apapun namun
setelah itu anak terkena radang otak seperti encephalitis, keracunan timbal dan
gangguan lain yang menyebabkan kerusakan otak maka kondisi ini dapat
menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.
Anak dengan retardasi mental
Ciri-ciri Tuna Grahita
- Penampilan
fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu
kecil/besar
- Tidak
dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
- Perkembangan
bicara/bahasa terlambat
- Tidak
ada/kurang sekalai perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),
-Koordinasi
gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
-Sering
keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
Cara membantu anak
retardasi mental
a. Pencegahan
-
Pendidikan kesehatan pada masyarakat
-
Perbaikan keadaan sosio-ekonomi
-
Perawatan pre-natal
-
Pertolongan persalinan yang baik
-
Mengurangi kehamilan pada wanita di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun
b. Latihan
-
Mengajarkan keterampilan hidup (seperti makan, berpakaian, menjaga kebersihan
badan)
-
Melibatkan anak dalam pergaulan sosial dengan teman sebaya atau orang yang
lebih tua
- Memberi
kegiatan sesuai minat dan kebutuhan anak
- Memperkenalkan
hal-hal yg baik & tidak baik sejak usia dini
c. Anak dengan kelainan fisik ( Tuna Daksa)

CP bisa
disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat bayi masih berada dalam
kandungan, proses persalinan berlangsung, bayi baru lahir, anak berumur kurang
dari 5 tahun. Akan tetapi kebanyakan penyebabnya tidak diketahui. Sebagian lagi
kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak
sebelum, selama dan segera setelah bayi lahir. Bayi prematur sangat rentan
terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum ‘berkembang secara
sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak. Gangguan
ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar dan gerakan halus dari seseorang.
Gangguan ini bisa bersifat ringan hingga yang berat. Contoh Tuna Daksa lainnya
adalah :
1. Kelainan bawaan yang
menyebabkan terjadinya telapak kaki rata, jumlah anggota tubuh yang tidak lengkap
atau berlebih.
2. Penyakit seperti
poliomyelitis, TBC tulang dll
3. Penyebab lain seperti gangguan
neurologis dan lingkungan, yang menyebabkan cerebral palsy, spina bifida,
amputasi, retak atau terbakar). Cerebral palsy merupakan gangguan pada
fisik yang cukup banyak dikenal orang.
Anak kelainan fisik / Tuna Daksa Ciri-ciri
Tuna Daksa
1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
2. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak
lentur/tidak terkendali),
3. Terdapat bagian anggota
gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa,
4. Terdapat cacat pada alat gerak,
5. Jari
tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
6. Kesulitan pada saat
berdiri/berjalan/duduk,dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
karekteristik
1) Secara kognitif dan akademik, anak dengan gangguan fisik akan
memiliki fungsi kognitif dengan rentang dari yang rendah hingga yang tinggi.
Sehingga anak-anak yang mengalami gangguan fisik namun memiliki kemampuan
kognitif yang baik maka ia akan dapat berkembang dengan baik, asalkan gangguan
fisiknya dapat ditangani dengan baik. Misalkan anak yang tidak memiliki kaki
yang lengkap namun pintar ia dapat masuk sekolah dimana sekolah itu memberikan
fasilitas yang cukup sehingga anak tersebut tidak memperoleh kesulitan
mengakses kelas dan ruang-ruang lainnya.
2) Secara perilaku, anak dapat terganggu apabila gangguan yang
dimilikinya itu menghambat gerakan, interaksi dengan orang lain. Sehingga anak
perlu mendapat keterampilan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan
diperlukannya.
3) Secara emosional, pada umumnya anak dengan gangguan fisik ini akan
memiliki konsep diri yang rendah. Oleh karena itu harus terus didukung dan
dikembangkan konsep diri yang positif pada anak tersebut.
4) Secara sosial, anak dengan gangguan fisik sangat memerlukan bantuan
orang lain untuk dapat berinteraksi dengan teman sebayanya. Mereka memerlukan
akses yang sesuai sehingga gangguan fisik yang dimilikinya tidak terhambat.
5) Secara fisik dan medis, anak dengan gangguan ini akan memiliki
kondisi fisik dan medis yang berbeda dengan anak secara umum dan memerlukan
perhatian yang khusus.
Cara
mengidentifikasi anak dengan gangguan fisik adalah dengan melakukan asesmen
terhadap kondisi medis dan fungsi fisiknya. Selain itu perlu juga dilakukan
asesment terhadap fungsi intelektual, prestasi akademik, bahasa dan area-area
lain yang terkait. Semua asesmen ini dilakukan oleh ahlinya. 34
Apabila
telah diketahui kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh anak dengan gangguan
fisik ini maka penanganan harus segera dilakukan sejak dini dan menyeluruh,
agar anak dapat berkembang secara optimal.
Cara
membantu anak dengan kelainan fisik
a. Bina Mandiri :
Kenali kondisi anak. Kondisi anak
dapat dikenali dengan melakukan diagnosa dan perawatan yang tepat. Dengan mengenali
kondisi anak, guru dapat menentukan perlakuan yang tepat sesuai kekurangan pada
fisik anak.
Bersikap positif. Selalu memberi
dukungan dan pengertian pada anak tetapi tidak memberi harapan palsu.
Selalu memberi cinta. Cinta dan
kasih sayang orang di sekeliling menjadi kekuatan terbesar bagi anak untuk
mengatasi kekurangannya. Tunjukkan rasa cinta tanpa pamrih melalui pelukan,
ciuman, genggaman tangan, meluangkan waktu untuk meberi bantuan.
Menghadirkan keadaan normal.
Selalu menciptakan kegiatan yang normal. Kegiatan yang disusun tidak terlalu
memanjakan atau melindungi anak, karena akan menghambat perkembangan anak.
Selalu menghargai anak melalui
kata-kata maupun tindakan. Memberitahu kelebihan anak yang dapat digunakan
untuk menghadapi permasalahan anak.
Memberikan fasilitas berupa
berbagai alat bantu untuk menambah dan mempermudah anak beraktivitas.
Membantu anak berinteraksi.
Bagaimana menghadapi dan menerima kehadiran anak lain. Melibatkan anak secara
aktif pada berbagai kegiatan.
b. Rehabilitasi medik :
Fisioterapi : relaksasi, terapi
manipulasi, latihan keseimbangan, latihan koordinasi, latihan mobilisasi,
latihan ambulasi dan latihan Bobath dengan teknik inhibisi, fasilitasi dan
stimulasi latihan dapat diberikan ditempat tidur, di gymnasium, di kolam
renang.
Terapi
Okupasi :
o Latihan
diberikan dalam bentuk aktifitas permainan, dengan menggunakan plastisin,
manik-manik, puzzle; dengan berbagai bentuk gerakan, ketepatan arah, permainan
yang memerlukan keberanian.
o Aktifitas
kehidupan sehari-hari : berpakaian, makan minum, penggunaan alat perkakas rumah
tangga dan aktifitas belajar.
o Seni
dan ketrampilan : menggunting, menusuk, melipat, menempel dan mengamplas.
Terapi Wicara : pada anak dengan
gangguan komunikasi/bicara dengan latihan dalam bahasa pasif : anggota tubuh,
benda-benda di dalam/diluar rumah dan disekolah dan dalam bahasa konsonan, suku
kata, kata, kalimat. dengan pengucapan huruf hidup/voval,
Terapi Musik : tujuannya
menumbuhkembangkan potensi-potensi pada anak yang berkelainan baik fisik,
mental intelektual maupun sosial emosional sehingga mereka akan berkembang
menjadi percaya diri sendiri. Pelayanan tersebut dengan cara melatih : ritme,
nada dan irama, interfal, tarian, drama, cerita, senam, pengenalan alat musik,
pengenalan lagu, latihan baca sajak/puisi.
Ortotik Prostetik : memberikan
pelayanan pembuatan alat-alat bantu; misal brace, tongkat ketiak, kaki tiruan,
kursi roda.
Psikolog : pemeriksaan
kecerdasan, psikoterapi, edukasi pada orang tua dan keluarga agar dapat
menghadapi anak dengan kelainan tersebut.
Sosial Medik : memberikan
pelayanan mencari data keluarga, sosial, ekonomi, pendidikan, lingkungan tempat
tinggal, dsb. Yang dapat bermanfaat bagi para dokter dan terapis dalam menyusun
program rehabilitasi. Selain itu pelayanan yang berhubungan dengan
Yayasan-yayasan sosial lainnya, Kantor Departemen sosial, Rumah sakit, Sekolah,
sehingga dapat terjalin hubungan erat dengan berbagai instansi yang sangat
penting untuk keberhasilan program rehabilitasi .
e. Anak unggul dan berbakat istimewa ?
Definisi menurut IDEA
adalah anak yang memiliki kemampuan yang melebihi dari kemampuan orang lain
pada umumnya dan mampu untuk menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi.
Keberbakatan ini dapat dilihat dari berbagai area seperti: kemampuan
intelektual secara umum, akademis yang khusus, berfikir kreatif, kepemimpinan,
seni, dan psikomotor. Seorang anak dapat dikatakan berbakat apabila ia memiliki
kemampuan yang diatas rata-rata, memiliki komitment terhadap tugas yang tinggi
dan juga kreatif.
karekteristik
1) Secara kognitif. Secara
umum, anak-anak berbakat memiliki kemampuan dalam memanipulasi dan memahami
simbol abstrak, konsentrasi dan ingatan yang baik, perkembangan bahasa yang
lebih awal dari pada anak-anak seusianya, rasa ingin tahu yang tinggi, minat yang
beragam, lebih suka belajar dan bekerja secara mandiri, serta memunculkan
ide-ide yang original.
2) Secara akademis, mereka
sangat termotivasi untuk belajar di area-area dimana menjadi minat mereka.
Namun mereka bisa kehilangan motivasinya apabila dihadapkan pada area yang
tidak mereka minati.
3) Secara sosial
emosional, mereka terlihat sebagai anak yang idealis, perfeksionis dan kepekaan
terhadap rasa keadilan. Selalu terlihat bersemangat, memiliki komitmen yang
tinggi, dan peka terhadap seni.
Untuk
mengetahui keberbakatan seorang anak maka ia harus mengikuti serangkaian
asesmen yang dilakukan oleh psikolog, dan apabila anak tersebut memang
dikategorikan sebagai anak berbakat maka ia harus memperoleh pendidikan yang
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya agar dapat berkembang dengan optimal.
Cara
membantu anak unggul dan berbakat istimewa
a. Menyusun materi
pembelajaran yang selalu menantang bagi anak karena jika terlalu mudah anak
akan cenderung cepat bosan dan membuat keributan.
b. Tidak terlalu sering
mengulang materi yang sama sehingga anak tidak merasa jenuh.
c. Merancang model-model
pembelajaran yang menghargai sumbangan pemikiran siswa.
d. Pembelajaran harus
berbasis pada anak, bahwa setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda, makan harus
diperlakukan berbeda pula sesuai tingkat kemampuannya.

Menurut
IDEA (Individuals with Disabilities Education Act) tahun 1997, gangguan
ini mengacu pada gangguan komunikasi seperti gagap, gangguan artikulasi,
gangguan bahasa, atau gangguan suara yang berdampak pada hasil pembelajaran
seorang anak. Penyebab terjadinya gangguan bicara dan berbahasa pada anak dapat
dilihat dari berbagai faktor yaitu:
1) Secara
biologis, dimana masalah itu berkaitan dengan susunan saraf pusat atau struktur dan fungsi
dari sistem lain di dalam tubuh. Misalkan: langit-langit mulut yang tidak
sempurna, lidah yang tebal dan pendek.
2)
Lingkungan, dimana anak yang mengalami gangguan ini dikarena mendapat infeksi telinga yang
berulang yang berakibat mengganggu pendengarannya atau
sampai membuat ketulian. Hal lain yang
juga berkontribusi adalah penelantaran dan perlakuan salah pada anak.
Ciri-ciri
Anak gangguan bicara dan komunikasi sulit menangkap :
1. Sulit
menangkap isi pembicaraan orang lain
2. Tidak
lancar dalam bicara
3. Sering
menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
4. Suara
parau
5. Tidak
fasih mengucapkan kata-kata tertentu
6. Dapat
atau tidak disertai ketidak lengkapan organ bicara / sumbing.
Karakteristik
;
1) Secara kognitif mereka dapat
berada dalam rentang tingkat kemampuan kognisi yang tinggi hingga yang
terbelakang.
2) Secara akademik, pada anak
usia dini yang dituntut untuk dapat mengekspresikan hasil pikirannya secara
verbal maka anak akan mengalami kesulitan.
3) Secara sosial emosional,
biasanya anak akan memiliki masalah juga. Terutama berkaitan dengan konsep diri
yang dimilikinya. Apabila lingkungan banyak yang mencemoohkan dirinya maka anak
cenderung akan memiliki konsep diri yang negatif. Ketika anak mengalami
kesulitan dalam menyampaikan isi pikirannya karena penggunaan artikulasi yang
salah, menyebabkan orang lain tidak dapat memahaminya. Keadaan ini membuat anak
merasa terisolasi oleh lingkungannya.
4) Tingkah lakunya seringkali
tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan. Misalnya anak batita yang kesulitan
bicara ketika keinginannya tidak dapat dimengerti oleh orang lain maka batita
tersebut akan berperilaku agresif dan tingkah laku ini tidak dapat diterima
oleh lingkungannya. Dengan bertambahnya usia dari anak dengan gangguan bicara
dan berbahasa ini apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat maka ia akan
cenderung untuk menjadi lebih bermasalah dalam berperilaku.
Apabila
orang tua atau guru menemukan anak dengan gangguan bicara dan berbahasa maka
mereka harus segera merujuk kepada ahlinya yaitu dokter Telinga Hidung dan
Tenggorokan dan mengikuti terapi yang disarankan.
Cara
membantu anak dengan hambatan berbicara dan bahasa
a. Tidak
menuntut anak untuk berbicara menggunakan tata bahasa yang benar. Yang utama
adalah menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan untuk anak berlatih
bicara.
b. Saat
mengajak anak berbicara, hindari hal-hal lain yang mungkin dapat mengganggu,
seperti radio & televisi yg menyala.
c. Tidak
terlalu banyak melakukan kritikan atas bicara dan bahasa anak, sehingga anak
tidak tertekan ketika berbicara dan berbahasa.
d.
Ijinkan anak berhenti bicara jika anak merasa tidak nyaman.
e. Jangan
meminta anak untuk mengulangi ucapannya.
f. Orang
dewasa harus berbicara dengan pelan dan jelas pada anak agar dapat ditangkap
dan dicontoh maksudnya.
g.
Biarkan anak berbicara dan mengucapkan kalimatnya sampai selesai, jangan pernah
dipotong pembicaraannya.
h.
Menatap mata anak ketika berbicara dan tidak menunjukkan kekecawaan atas proses
bicara dan berbahasa anak.
i. Terus
melatih anak dengan memberikan contoh yang baik dan selalu berbicara dengan jelas.
g. Anak berkesulitan belajar
Anak
berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang mengalami kesulitan belajar
karena ada gangguan persepsi. Ada tiga bentuk kesulitan belajar anak, yakni
kesulitan di bidang matematika atau berhitung (diskalkulia), kesulitan membaca
(disleksia), kesulitan berbahasa (disphasia), dan kesulitan menulis
(disgraphia). Anak kesulitan belajar juga kesulitan orientasi ruang dan arah,
misalnya sulit membedakan kiri-kanan, atas-bawah. Tanda-tanda disleksia, antara
lain, tidak lancar atau ragu-ragu dalam membaca, membaca tanpa irama (monoton),
dan kesulitan mengeja. Tanda-tanda disgraphia, misalnya, tulisan sangat jelek,
terbalik-balik, dan sering menghilangkan atau malah menambah huruf. Sedangkan,
tanda-tanda diskalkulia, misalnya kesulitan memahami simbol matematika.
Penyebab terjadinya kesulitan belajar pada seorang anak adalah:
1) Faktor fisiologis, seperti
kerusakan otak, keturunan, dan ketidak seimbangan proses kimia dalam tubuh.
2) Faktor lingkungan, gizi yang
buruk, keracunan, kemiskinan.
karakteristik
Anak
berkesulitan belajar secara fisik seperti anak tanpa gangguan pada umumnya.
Namun jika ciri-ciri berikut muncul pada anak, maka orang tua atau guru dapat
segera dapat mengambil tindakan yang dibutuhkan untuk membantu anak. Ciri-ciri
anak dengan kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1) Secara kognitif, berkaitan
dengan atensi, persepsi, gangguan memori, proses informasinya.
2) Secara akademik, bermasalah
pada kegiatan membaca, menulis, matematika dan berbahasa verbal.
3) Secara sosial dan emosional,
umumnya memiliki harga diri yang rendah karena dianggap sebagai anak yang tidak
mampu. Dengan kesulitannya ini anak menjadi mengganggap dirinya tidak mampu
untuk melakukan sesuatu.
4) Secara perilaku, mereka
menjadi sulit untuk mengendalikan gerak tubuhnya, tidak mau duduk diam,
berbicara terus, melakukan agresi fisik dan verbal.
Proses
identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri seperti yang telah
diuraikan di atas, maka orangtua atau guru harus segera membawa ke ahlinya agar
mendapat penanganan yang lebih tepat. Semakin dini penanganannya maka semakin
besar kemungkinan anak untuk tumbuh dan bekembang seperti anak normal pada
umumnya.
Ada dua
bentuk penanganan utama bagi mereka. Pertama, yakni klinis, bila kesulitan
belajar mereka disebabkan faktor internal yg lebih banyaK bersifat neurologis.
Kedua, pengajaran remidial, jika kesulitan belajar mereka disebabkan faktor
eksternal dan pascapenanganan klinik.
Cara membantu anak yang kesulitan belajar
a. Selalu
mengubah strategi/cara mengajar dan menambah jumlah materi pembelajaran yang
baru agar anak tidak cepat bosan
b.
Mengutamakan ketekunan anak dalam mengerjakan sesutau daripada kecepatan
menyelesaikan pekerjaan
c. Selalu
menggunakan media untuk menjelaskan materi pembelajaran
d. Selalu
melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran
d.
Menciptakan kegiatan yang membuat anak bersemangat seperti kegiatan seni dan
olah raga agar anak dapat selalu bergerak
e. Terus
mengulang-ulang materi pembelajaran yang diberikan
f. Tempatkan
siswa jauh dari jendela, pintu atau hal lain yang menarik perhatiannya karena
anak cepat sekali berubah perhatiannya
g. Kurangi
gangguan visual (benda2 bergerak, dll)
h. Anak dengan Gangguan Spektrum Autis
Akhir-akhir ini jumlah anak yang
mengalami gangguan spektrum autis mengalami peningkatan. Anak dengan gangguan
spektrum autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang
dimanifestasikan dalam hambatan komunikasi verbal dan non verbal, masalah pada
interaksi sosial, gerakan yang berulang dan stereotip, sangat terganggu dengan
perubahan dari suatu rutinitas, memberikan respon yang yang tidak sesuai
terhadap rangsangan sensoris. Penyebab terjadinya gangguan spektrum autis dapat
dibagi menjadi:
1) Faktor biologis, seperti DNA,
multi genetik.
2)
Faktor otak, adanya abnormalitas di otak kecil yang mengendalikan koordinasi
motorik, kognisi dan keseimbangan. Bersamaan dengan itu juga ada ditemukan
abnormalitas di lobus frontal (yang mengendalikan fungsi sosial dan kognitif)
dan lobus temporal (untuk memahami ekspresi muka, tanda-tanda sosial dan
memori).
3)
Faktor lingkungan, seperti penelantaran dari keluarga ternyata dapat
memperburuk kondisi dari anak dengan gangguan spektrum autis.
Anak dengan spektrum autis
Ciri-ciri anak Autis :
1. Gangguan dalam bidang
komunikasi verbal maupun non verbal :
-
Terlambat bicara atau tidak dapat berkomunikasi
-
Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (bahasa Planet)
- Tidak
mengerti dan tidak mengeluarkan kata-kata dalam konteks yang sesuai (Gangguan
bahasa ekspresif dan reseptif)
- Bicara
tidak digunakan untuk komunikasi - Meniru atau membeo (ekolalia). Beberapa anak
sangat pandai menirukan nyanyian, nada maupun kata-katanya, tanpa mengerti
artinya
- Kadang
bicaranya monoton (seperti robot)
- Mimik
datar.
2..
Gangguan dalam bidang interaksi sosial
- menolak
atau menghindar untuk bertatap mata
- tidak
menoleh bila dipanggil. Karena hal ini, sering diduga bahwa anak mengalami
ketulian
- merasa
tidak senang dan menolak bila dipeluk
- tidak
ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain
- bila
ingin sesuatu, ia menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan tangan
tersebut melakukan sesuatu untuknya
- bila
didekati untuk bermain justru menjauh
- tidak
berbagi kesenangan untuk orang lain.
3..
gangguan dalam bidang perilaku dan bermain :
- umumnya
ia seperti tidak mengerti cara bermain.
- bermain
sangat monoton, stereotipik
- ada
keterpakuan pada mainan atau benda-benda tertentu (seperti rod/sesuatu yang
berputar)
karakteristik
1) Secara kognitif, mereka dapat
memiliki kecerdasan dari tingkat yang rendah hingga di atas rata-rata.
2) Mereka memiliki ”rote
memory” dimana ia akan dapat dengan mudah mengingat segala sesuatu tanpa
memaknainya, sehingga ia akan dapat mengeluarkan kembali ingatan tersebut dalam
konteks yang tidak tepat.
3) Sangat sulit untuk memotivasi
seorang anak dengan gangguan spektrum autistik hal ini dikarenakan mereka
terfokus pada satu hal saja.
4) Secara sosial emosional,
mereka mengalami kesulitan karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi, intonasi bicara yang sangat datar, mengulang kata-kata yang
tidak bermakna, & berkomunikasi tanpa mengindahkan konteks sosial.
5) Secara perilaku, anak
cenderung hanya memperhatikan atau merespon pada satu stimulus saja yang
bermakna bagi dirinya sendiri dan tidak mengindahkan hal lain di sekitarnya.
6) Mereka sering memunculkan
tingkahlaku yang sama dan dilakukan berulang-ulang seperti mengepakkan tangan,
bertepuk tangan, menggoyangkan badan. Sangat sulit bagi mereka untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan yg baru atau berubah-ubah.
7) Mengalami kesulitan pada aspek
sensoris seperti auditory dan visual.
Proses identifikasi, apabila
ditemukan anak dengan ciri-ciri seperti yang telah diuraikan di atas, maka
orangtua atau guru harus segera membawa ke ahlinya agar mendapat penanganan
yang lebih tepat. Semakin dini penanganannya maka semakin besar kemungkinan
anak untuk tumbuh dan berkembang seperti anak normal pada umumnya.
. Cara membantu anak dengan gangguan spektrum autis
a. Menciptakan lingkungan yang
mendorong semangat belajar. Sediakan berbagai macam kesempatan sehingga mereka
lebih senang belajar, misalnya dengan menyediakan benda-benda seperti puzzle
sampai melukis di komputer. Hal ini penting untuk merangsang keingintahuan
mereka.
b. Menyediakan kehidupan dan
lingkungan yang kondusif. Hal ini merupakan dasar yang kuat untuk membantu
mempelajari kehidupan di sekolah maupun di rumah. Termasuk kesempatan anak
mendapat tidur yang cukup dan makan teratur dengan gizi cukup. Batasi televisi
dan video game agar waktu mereka tidak tersita oleh hal-hal yang tidak
bermanfaat.
c. Memberi contoh mengenai
kegiatan yang akan dilakukan. Tunjukkan kepada anak-anak bagaimana menggunakan
alat-alat yang berhubungan dengan pengorganisasian seperti tabel tugas,
kalender, buku catatan, binder dan tas punggung.
d. Ajari mereka kemampuan belajar
efektif. Dorong mereka agar memiliki waktu rutin untuk belajar dengan
menyediakan tempat belajar yang bebas dari gangguan.
e. Dorong anak selalu
berpartisipasi dalam kelas yang akan meningkatkan keinginan mereka dalam
belajar.
f. Tunjukkan ketertarikan
mendengarkan cerita mereka dengan bertanya apa yang telah mereka lakukan.
Perbincangkan mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan kesukaan anak. Jika
terjadi masalah, coba cari pemecahannya bersama anak.